Kamis, 14 Oktober 2010

Sutradara Utama Dalam Keluarga

Jangan pernah sia-siakan dia. Ibu merupakan tokoh utama dalam keluargaku. Tidak akan kujadikan dia sebagai peran pembantu. Semua kendali ada di tanganya, dan segala kelakuan anak-anaknya menjadi tanggung jawab utamanya. 19 tahun silam ia berkerja di bandara demi membahagiakan ketiga anak-anaknya. Tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisinya sebagai sutradara, sang pembuat naskah dan penyusun suasana dirumah.

Jangan pernah sia-siakan dia. Terkadang kata-kata Ah terucap tak sengaja dari mulut. Padahal sembilan bulan lamanya aku ada bersamanya di perut. Terkadang senang, marah, gembira, dan duka hanya ia ungkapkan sewaktu anak-anaknya tidak ada, ketika semua orang tidak melihatnya. Ibuku sang sutradara ternama, pembuat film termahal di dunia yang akan selalu menyayangi dan mencintai keluarganya.

Jangan pernah sia-siakan dia. bolak balik Soekarno Hatta- Jakarta sudah menjadi kebiasaan utamanya. Berangkat shubuh pulang pun bertemu lagi dengan shubuh. Sampai dirumah kulihat pakaianya tak habis terkucur dengan peluh. Sandang, pangan dan papan semua terpenuhi tak ada yang terkecuali. Pikiran, tenaga dan upaya ia kuras, semua itu hanya demi sebutir beras. Layaknya seorang TNI dia menganggap keluarganya wajib dan patut dilindungi.

Jangan pernah sia-siakan dia. Tidak ada paham komunis dalam dirinya. Demokratis dan pancasila menjadi ideologi hatinya. Yang ia tanamkan kepada keluarganya. Sekarang semua anaknya sudah mulai tumbuh besar, dan menjadi anak-anak yang mandiri. walaupun tetap masih dalam bimbingan sang sutradara utama di keluarga. Apa yang harus kulakukan demi membalas jasa-jasa sang sutradara ???? kasih sayang yang utama dan aku harus bisa membahagiakanya di hari tuanya nanti.Amin.


Thank's MOM

                                     

0 komentar:

Posting Komentar